BLORA, BLORABARU.COM – Di tengah upaya modernisasi pelayanan kesehatan, musibah kecelakaan kerja mengguncang pembangunan RS PKU Muhammadiyah, Seso, Jepon, Blora.

Insiden yang terjadi secara tiba-tiba ini menyebabkan lima pekerja meninggal dunia dan melukai delapan lainnya.

Sejak peristiwa itu terjadi, Manajemen RS PKU Muhammadiyah menegaskan komitmennya untuk bertanggung jawab atas nasib korban.

Mulai dari penyediaan perawatan intensif bagi yang terluka hingga jaminan hak dan santunan bagi keluarga para korban.

LBH Pimpinan Daerah Muhamadiyah Blora, Suradi memastikan hak – hak korban terpenuhi.

“Tidak ada seorang pun yang menginginkan kecelakaan ini terjadi. Ini adalah musibah yang berada di luar kendali manusia dan sudah menjadi ketetapan-Nya,” ujar Suradi, ditulis Kamis, 20/3/2025.

Didampingi Direktur Utama RS PKU Muhammadiyah, Tegar Mohammad Wijaya, Suradi menjelaskan berdasarkan hasil mediasi, semua pihak sepakat menyelesaikan kasus ini secara kekeluargaan.

RS PKU Muhammadiyah berkomitmen memberikan tanggung jawab penuh, mulai dari fasilitas pengobatan bagi korban luka hingga santunan bagi keluarga korban meninggal.

Tak hanya itu, biaya pemakaman dan doa 7 hari juga ditanggung oleh pihak rumah sakit.

“Kami berusaha mengakomodir semua permintaan keluarga korban. Ini adalah bentuk nyata tanggung jawab dan kepedulian kami sebagai pengurus Muhammadiyah,” tegas Suradi.

Menurutnya, permintaan keluarga korban bervariasi, mulai dari biaya modal kerja, jenjang pendidikan anak, hingga lapangan pekerjaan.

Salah satu contoh, keluarga korban dari Bacem, Pak Wiji, meminta dibelikan sapi, dicarikan pekerjaan untuk anak tertuanya, dan biaya pendidikan hingga S1 untuk anaknya yang masih duduk di bangku SD.

“Seminggu lalu, permintaan tersebut sudah kami penuhi. Ada surat pernyataan yang disaksikan oleh pihak desa,” jelasnya.

Suradi menegaskan untuk korban luka-luka, RS PKU Muhammadiyah memberikan perawatan medis penuh hingga sembuh.

Mereka juga tetap menerima gaji mingguan hingga proyek pembangunan gedung rumah sakit selesai.

Hingga saat ini, penyerahan santunan telah dilakukan kepada 4 keluarga korban meninggal. Satu keluarga lainnya masih dalam proses mediasi.

“Kami masih menunggu permintaan dari keluarga korban kelima,” tambah Suradi.

Pihak manajemen juga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Desa setempat yang telah mendampingi keluarga korban.

Suradi berharap, tragedi ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak.

“Ini musibah yang tidak kita inginkan. Semoga kejadian ini menjadi yang pertama dan terakhir.” tambahnya.

“Di bulan suci Ramadhan ini, kita berdoa agar korban yang meninggal diterima amal ibadahnya, dan yang masih hidup diberikan kesembuhan,” tutup Suradi dengan penuh harap.