BLORA, BLORABARU.COM — Penerapan sistem e-parkir di Pasar Sido Makmur Blora mencatat hasil mengejutkan.

Hanya dalam hitungan hari sejak diberlakukan pada 11 Juli 2025, pendapatan parkir elektronik itu langsung melampaui target, bahkan mencapai Rp. 10 juta per hari.

Meski demikian, masih menyisakan sejumlah tantangan teknis, program ini dinilai berhasil dan digadang sebagai percontohan digitalisasi pasar tradisional di Blora.

“Dari sisi pendapatan, awalnya kami targetkan Rp7 juta per hari. Tapi hasil evaluasi menunjukkan realisasinya bisa tembus Rp.8 hingga Rp.10 juta per hari. Ini di luar dugaan,” ungkap Kepala Bidang Pasar Dindagkop UKM Blora, Margo Yuwono, kepada blorabaru.com, Selasa, 15/7/2025.

Disampaikan Margo, program e-parkir resmi diberlakukan setelah dua hari uji coba pada 8 sampai 11 Juli lalu.

Sistem pembayaran dilakukan nontunai (cashless) maupun tunai, dengan satu pintu masuk dan keluar untuk kendaraan.

Namun, ia tak menampik adanya kendala. Salah satunya keluhan masyarakat terkait antrian kendaraan, khususnya pada jam-jam sibuk.

“Saat ini sudah mulai terurai. Masyarakat mulai memahami sistem pembayaran elektronik,” jelasnya melanjutkan.

Meski pendapatan meningkat, penataan parkir dinilai masih semrawut. Karena itu, pihaknya kini fokus pada penertiban kebiasaan ambil tiket dan keluar masuk area pasar.

“Ke depan akan dibuat marka dan pengelompokan area parkir untuk roda dua dan roda empat. Ini bagian dari upaya membiasakan masyarakat terhadap sistem baru,” ujar Margo.

Ia juga menyinggung infrastruktur penunjang yang belum optimal, seperti genangan air dan paving rusak, yang menurutnya akan segera diperbaiki.

Lebih jauh, Mergo menyampiakan sosialisasi terhadap pedagang dan petugas parkir sebenarnya telah dilakukan jauh hari.

“Sudah 1,5 tahun lalu kami intensif sosialisasikan e-parkir ini ke pedagang dan pengelola lama. Jadi ini bukan ujug-ujug diterapkan,” tegasnya.

Menurut Margo, dampak lain dari digitalisasi dan penerapan e Parkir ini adalah berkurangnya kebutuhan tenaga kerja manual.

Terkait hal ini, Dindagkop UKM telah berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja untuk memberikan pelatihan atau penyaluran kerja bagi para petugas parkir yang tidak lagi terakomodir dengan baik.

Mengakhiri pernyataannya, Margo berharap Pasar Sido Makmur yang berSNI agar ada peningkatan pelayanan termasuk salah satunya penerapan e parkir yang selama ini menjadi permasalahan bersama.

Dan, e-parkir Pasar Sido Makmur bisa menjadi model untuk pasar-pasar lainnya di Blora.

“Alhamdulilah E Parkir ini sudah berjalan baik, Ini bukan sekadar proyek teknis, tapi bagian dari transformasi pelayanan publik di pasar yang sudah ber-SNI. Butuh dukungan semua pihak pedagang dan pengunjung untuk menjadikannya lebih baik,” pungkasnya.