BLORA, BLORABARU.COM – Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Blora mencatat kekurangan sekitar 900 guru dari jenjang SD hingga SMP.
Kondisi ini membuat sejumlah guru terpaksa merangkap tugas, sementara rekrutmen ASN akan mulai diusulkan pada tahun depan.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blora, Sunaryo, mengungkapkan bahwa hingga Desember, Blora masih mengalami kekurangan sekitar 900 guru.
Kebutuhan itu mencakup guru di jenjang Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP).
“Menurut data kita, kekurangan guru masih sekitar 900. Ini terjadi karena rasio ideal guru dengan murid adalah 1 banding 12, sementara saat ini kita masih menggunakan acuan rasio 1 banding 20,” jelas Sunaryo, Senin, 4/8/2025.
Ia menjelaskan, tahun ini merupakan periode terakhir penyelesaian afirmasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Mulai tahun depan, rekrutmen Aparatur Sipil Negara (ASN) akan dilakukan secara murni tanpa melibatkan tenaga honorer.
“Untuk tahun depan, kita akan mengusulkan formasi ASN. Itu artinya proses seleksi akan dibuka untuk CPNS secara reguler,” katanya.
Menurut Sunaryo, untuk mengatasi kekurangan sementara, Dinas Pendidikan melakukan redistribusi guru di sekolah-sekolah yang kelebihan tenaga pengajar.
Beberapa guru bahkan harus merangkap tugas, terutama di tingkat SMP, seperti menjadi Wakil Kepala Sekolah, Kepala Laboratorium, hingga Kepala Perpustakaan.
“Meski merangkap jabatan, mereka tetap diminta mengajar minimal 24 jam per minggu. Ini bentuk upaya kita untuk menutupi kekurangan yang ada,” kata Sunaryo.
Ia menekankan bahwa pemenuhan kebutuhan guru merupakan hal mendesak yang masuk kategori kebutuhan wajib.
Oleh karena itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) agar kebutuhan tersebut dapat dianggarkan.
“Saya berharap kebutuhan guru bisa segera terpenuhi. Kami serahkan kepada TAPD untuk mengatur anggarannya karena ini sangat mendesak,” demikian Sunaryo memungkasi.













