BLORA, BLORABARU.COM – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) genap berusia 65 tahun.

Di usianya yang matang, kiprah PMII di Jawa Tengah menunjukkan fakta diaspora yang luar biasa.

“PMII lahir dari rahim dunia kampus, mencetak akademisi dan profesional yang kini berdiaspora di mana-mana,” ujar Prof. Dr. H. Musahadi, M.Ag., Ketua Umum Pengurus Wilayah Ikatan Alumni PMII (IKA PMII) Jawa Tengah usai melaksanakan tasyakuran Harlah PMII ke 65 dan halal bihalal di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora. Sabtu, 26/4/2025.

Bersama Ketua DPRD Kabupaten Blora, Mustopa. Musahadi menegaskan para alumni PMII tersebar di berbagai sektor strategis, membawa ilmu, dan keterampilan.

Bukti peran itu nyata. Gubernur Jawa Tengah, Pak Lutfi, adalah salah satu alumnus PMII.

“Artinya, kontribusi PMII secara personal itu real dan fakta,” tegas Musahadi.

Namun, di tengah kuatnya kiprah individual para alumni, Musahadi menggarisbawahi pentingnya konsolidasi kelembagaan.

Kata dia, perlu dirajut dalam sinergi kolektif agar lebih efektif menopang pembangunan.

“Pembangunan tidak bisa dijalankan secara parsial. PMII harus bersatu dan berkontribusi nyata,” tandasnya.

Secara historis, lanjutnya PMII memiliki akar kuat dengan Nahdlatul Ulama (NU).

Meski sudah mendeklarasikan independensi, ikatan sejarah dan ideologi itu tetap hidup dan menjadi fondasi perjuangan. Dan dulu PMII bagian dari Nahdlatul Ulama.

“Kemudian kami deklarasi independensi. Soal aspirasi politik, PMII berdiaspora juga tersebar ke mana-mana. Sehingga, disadari maka akan lebih efektif perannya dibandingkan dengan satu atau dua kelompok,” tambahnya.

Musahadi mengakui, para alumni PMII mengisi berbagai bidang keilmuan, dari teknokrat, ekonomi, kesehatan, energi, hingga agama.

Menurutnya, keberagaman itu seharusnya menjadi kekuatan besar untuk membangun bangsa.

“Kehadiran alumni PMII benar-benar terasa baik secara individu ataupun kelembagaan dalam pembangunan nasional,” pungkasnya.