BLORA, BLORABARU.COM – Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto menyatakan dukungan penuh terhadap percepatan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Blora.

Ia menargetkan sebanyak 50 dapur MBG bisa segera dibangun dan dioperasikan di seluruh Blora.

“Bagus sekali, dapur MBG yang akan dibangun di Blora targetnya 50 dapur yang tersebar di Blora,” tegas Edy usai sosialisasi program tersebut di Gedung DPD PPNI Kabupaten Blora. Sabtu, 24/5/2025.

Politisi PDI Perjuangan itu merinci, setiap dapur ditargetkan melayani 3.000 penerima manfaat per hari.

Artinya, jika 50 dapur beroperasi penuh, akan ada 150 ribu warga Blora yang menerima makanan bergizi setiap harinya mulai dari anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui, bayi hingga balita.

Program ini, kata Edy, merupakan jawaban konkret atas persoalan stunting di Blora yang masih tergolong tinggi.

Selama ini, intervensi yang dilakukan pemerintah belum sepenuhnya efektif karena tidak menyentuh akar masalah, malnutrisi dan akses terhadap makanan sehat.

“Ini terobosan baru. MBG bukan hanya soal makanan, tapi solusi gizi yang konkret dan berkelanjutan,” tandasnya.

Menurut Edy MBG juga diproyeksikan menggairahkan ekonomi lokal.

Dengan 50 dapur, masing-masing dapur melayani 3.000 orang per hari dengan anggaran Rp 10.000 per porsi, perputaran uang harian bisa mencapai Rp 1,5 miliar.

Jika berjalan selama 20 hari tiap bulan, nilainya menembus Rp 30 miliar.

Dalam setahun, dana yang mengalir ke Blora dari APBN lewat MBG bisa menyentuh Rp 360 miliar.

“Dampaknya bukan main. Ini harus disambut dengan partisipasi aktif dari Pemda dan masyarakat. Yayasan, investor, pemilik gudang, semuanya bisa ikut ambil bagian,” katanya.

Edy menyebut nilai investasi untuk membangun satu dapur MBG rata-rata Rp 1 miliar.

Dengan hitungan keuntungan sosial dan ekonomi yang tinggi, ia optimistis Blora mampu merealisasikan target 50 dapur.

Namun, lanjut Edy hingga saat ini baru sembilan dapur MBG yang berhasil dibentuk di Blora.

Salah satu tantangan utama adalah miskomunikasi dan keraguan masyarakat terhadap konsep program.

“Banyak masyarakat masih salah paham. Ada yang mau bekerjasama tapi jadi ragu. Maka saya minta Presiden mendorong Pemda menyediakan lahan, terutama di wilayah terpencil,” ungkap Edy.

Untuk mempercepat pembangunan dapur MBG, semua elemen harus terlibat. Edy mengundang para bidan, guru, yayasan, dan tokoh masyarakat untuk ikut serta menyosialisasikan dan menjalankan program MBG.

“Kecepatan pencapaian target dapur sangat tergantung pada keterlibatan yayasan dan masyarakat. Mari kita gerakkan bersama,” pungkasnya.