BLORA, BLORABARU.COM – Banyaknya sekolah yang rusak di Kabupaten Blora, menuntut Diknas untuk lebih agresif agar melakukan perbaikan. Namun, hal itu terkendala anggaran.
Menurut Kepala Bidang (Kabid) Sarana dan Prasana (Sarpras) Sandy Tresna Hadi pembangunan sekolah yang rusak tergantung dari anggaran. Artinya jika anggaran besar maka akan banyak sekolah yang bisa ditangani.
“Apabila kepala sekolah mengusulkan maka boleh terbilang dalam kondisi urgent dan sangat membutuhkan. Kita biasanya langsung cek lapangan.” ungkap Sandy kepada blorabaru.com diruang kerjanya ditulis Senin, 26/8/2024.
Sandy memastikan apabila ditemukan bangunan yang sifatnya mendesak dan membahayakan maka diupayakan untuk membuat usulan anggaran dari Dana Alokasi Umum (DAU) atau anggaran lainnya.
Namun, selain dari DAU, seperti Banprov dan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk penganggarannya mungkin hanya sekali.
“Tetapi untuk DAU penganggarannya dua kali dari APBD murni dan APBD perubahan. Namun semua itu tergantung dari ketersediaan anggaran di daerah.” jelas Sandy.
Atas kondisi tersebut, Sandy berharap berkaitan dengan pokok pikiran (Pokir) DPRD didorong untuk dibantu.
Dimana, Diknas memiliki prioritas pembangunan sekolah utamanaya ruang kelas yang rusak, toilet dan mushola untuk mendukung progam sekolah sisan ngaji.
Hal ini penting, banyak ditemukan bangunan sekolah yang rusak karena faktor usia dan perlunya untuk menunjang sarana prasarana proses belajar mengajar.
“Artinya, data data kerusakan bangunan yang kita miliki bisa menjadi pertimbangan untuk masuk dalam pokok pokok pikiran DPRD. Harapannya, sekolah yang rusak bisa banyak yang tercover.” demikian pungkas Sandy.