BLORA, BLORABARU.COM – Dinas Kesehatan Kabupaten Blora mencatat angka kematian bayi di kota penghasil kayu terbaik di dunia ini terhitung tinggi.
Kematian bayi ini sebagian besar disebabkan oleh berat badan lahir rendah (BBLR).
Atas kondisi tersebut, dinas setempat mengoptimalkan pelayanan dengan melakukan pelatihan dan sosialisasi untuk menekan angka kematian bayi.
“Untuk angka kematian bayi di Kabupaten Blora cukup lumayan tinggi pada Tahun 2021 sebanyak 118 kasus, di Tahun 2022 118 kasus dan Alhamdulillah di pertengahan tahun sampai Bulan Juli 42 kasus.” ungkap Dinas Kesehatan Kabupaten Blora melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, dr.Diah Pusparini saat ditemui diruang kerjanya. ditulis Selasa, 26/7/2023.
Dengan demikian pihaknya berharap mudah mudahan di Tahun 2023 ini angka kasus kematian pada bayi turun.
Diah demikian panggilannya menambahkan untuk menekan angka kasus kematian bayi. Dinas Kesehatan melakukan upaya pemenuhan sarpras di semua puskesmas dan rumah sakit.
Selain itu sarpras di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) dan fasilitas kesehatan tingkat lanjutan (FKPL).
Serta dukung dengan pelatihan yang dilakukan oleh tim PONED ( Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar)
“Tim tim ini sudah terlatih meliputi dokter, bidan dan perawat sebanyak tiga orang di masing masing puskesmas untuk menangani persalinan.” katanya.
Meski demikian, pihaknya mengaku sebagian besar hampir 50 persen angka kematian bayi disebabkan karena berat badan lahir rendah (BBLR) dan anemia.
Sedangkan faktor penunjang berat badan lahir rendah (BBLR) disebabkan oleh ibunya yang Kekurangan Energi Kronis (KEK) atau kurang gizi.
Untuk itu, lanjut kata Diah perlunya untuk mengintervensi remaja putri dengan minum tablet tambah darah untuk mencegah anemia khususnya untuk mencegah terjadinya bayi lahir dengan BBLR.
“Perlu diketahui bayi badan lahir rendah (BBLR) itu beresiko stunting.” imbuhnya meneruskan.
Kembali Diah mengatakan bahwa pelayanan posyandu di Kabupaten Blora terhitung sangat bagus.
Ia mengajak kepada orang tua agar balita secara rutin di bawa ke posyandu di wilayahnya masing masing.
“Jangan hadir hanya pada Bulan Februari dan Bulan Agustus namun harus secara rutin ini dilakukan untuk tumbuh kembang si bayi.” pintanya.
“Kalau ibu Hamil perlunya untuk ANC minimal enam kali, USG minimal dua kali dan harus dilaksanakan dan rutin minum tablet tambah darah sesuai anjuran dokter serta minum vitaminnya karena ini penting untuk ibu dan bayinya dan jangan lupa perhatikan gizinya.” demikian dr. Diah memungkasi.