BLORA, BLORABARU.COM – Langkanya subsidi gas elpiji tabung 3 kg untuk masyarakat miskin ditambah dengan melambungnya harga yang tidak sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) dibeberapa titik di wilayah Kabupaten Blora.
Memantik Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM (Dindagkop UKM) Kabupaten Blora untuk melakukan pengawasan dan evaluasi.
“Kelangkaan elpiji tabung 3 kg mungkin dipasaran saat ini terjadi di beberapa titik. Berdasarkan informasi yang diterima sulitnya mencari elpiji bahkan Harga Eceran Tertinggi (HET) sampai ditingkat konsumen mencapai Rp. 27 ribu sampai Rp.28 ribu.” ungkap Kepala Dindagkop UKM Blora, Kiswoyo kepada blorabaru.com ditemui dikantornya. ditulis, Kamis, 14/3/2024.
Menurutnya hal ini dipengaruhi berdasarkan ceking di Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) yang melaksanakan pengisian dan distribusi sesuai kuota Pertamina.
“Kalau kita melihat kuota di Blora masih aman karena di Tahun 2024 ini sebanyak 23.741 Matrik Ton (MT) atau setara dengan 7.913.666 tabung.” sebut Kiswoyo melanjutkan.
Artinya, kalau sampai hari ini yang didistribusikan sekitar 1,2 berarti stok sampai satu tahun masih aman padahal masih berada bulan ke tiga sama dengan triwulan pertama.
Ia mengungkapkan secara hitung hitungan matematika kalau dibandingkan di Tahun 2023 kemarin hanya mendapatkan 21 ribu.
“Rasionya sudah naik, dari 27 ribu dan 23 ribu. Tetapi untuk Tahun 2023 tidak ada masalah. Cuma yang menjadi masalah ketika hari libur tidak ada distribusi dan ini akan berpengaruh terhadap pasokan pasar.” katanya.
Selanjutnya Kiswoyo membeberkan bahwa rata rata SPBE satu hari mendapatkan kuota sekitar 22,23 dan 24 LO.
Dan kalau SPBE di Blora ada dua, maka masing masing SPBE rata rata 26 LO. Sedangkan 1 LO nya menghasilkan 560 tabung.
Jika 560 X 46 LO berarti ada sekitar 25.000 tabung yang harus beredar setiap harinya. Tetapi ketika tidak ada distribusi maka akan ada ketimpangan pasar akibatnya terjadi gejolak.
Meski demikian, pihaknya mengaku jika ada tanggal merah, hari libur dan cuti maka akan ada alokasi tambahan ke Pertamina.
“Jadi, alokasi harian di Blora yang didistribusikan 46 LO sekitar 25.760 tabung dadi dua SPBE.” bebernya.
Untuk menyikapi kelangkaan dan tingginya harga ini, kata Kiswoyo sebagai tindak lanjutnya Bupati meminta untuk dikumpulkan agen, KPL Pertamina dan Hiswana.
“Ini dilakukan untuk mengurai masalah yang terjadi saat ini.” paparnya.
Lebih lanjut pihaknya memastikan untuk stok selama satu tahun ini masih aman. Namun yang menjadi kendala proses pendistribusiannya.
“Dan kami meminta Pertamina bisa mendorong sesuai dengan kebutuhan.” pungkasnya.