BLORA, BLORABARU.COM – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kabupaten Blora akan menggelar Festival Literasi Blora 2025 selama lima hari berturut-turut mulai besok.
Kepala DPK Blora, M. Toha Mustopa, menjelaskan festival literasi merupakan upaya nyata dalam menggerakkan semangat membaca dan belajar di semua kalangan, baik pelajar, pegawai, ASN maupun masyarakat umum.
“Besok kita melaksanakan kegiatan festival literasi selama lima hari berturut-turut. Intinya mengajak masyarakat pentingnya berliterasi untuk kembali membuka buku dan belajar untuk mengembangkan minat dan bakat,” ujarnya diruang kerjanya. Senin, 10/11/2025.
Dalam festival literasi, Toha menyebut selain talkshow seputar penulisan dan literasi, juga akan digelar berbagai acara pendukung seperti pentas seni, pameran buku, bazar UMKM.
Hngga, pameran produk dari perpustakaan desa dan Transformasi Perpustakaan Berbasis Industri Sosial (TPBIS).
“Perpustakaan desa saat ini tidak hanya fokus pada kegiatan membaca, tetapi juga mengembangkan pelatihan, keterampilan, dan kegiatan produktif lainnya. Jadi, hasil literasi bisa dipraktikkan untuk menghasilkan produk yang bermanfaat,” jelas Toha.
Toha kembali menegaskan, kegiatan ini juga merupakan bagian dari program nasional Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI yang mendorong masyarakat Indonesia agar gemar membaca dan menjadikan literasi sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
“Melalui festival ini kami berharap dapat memberikan semangat kepada masyarakat, pelajar, pegawai, dan ASN untuk kembali mencintai buku,” ujarnya.
Menurut Toha, berdasarkan survey Tahun 2024 indeks pembangunan literasi masyarakat Kabupaten Blora mencapai nilai 74,5 dan menempati peringkat ke-13 tingkat Provinsi Jawa Tengah.
Namun, tingkat kegemaran membaca masyarakat dinilai masih perlu ditingkatkan.
Untuk itu, DPK Blora mengimbau masyarakat, pelajar, dan ASN untuk hadir memeriahkan Festival Literasi Kabupaten Blora Tahun 2025 yang akan digelar di halaman Perpustakaan Blora.
“Kemarin kita mendapatkan nilai 64 untuk indeks kegemaran membaca. Menurut saya, itu masih rendah sehingga perlu kita gencarkan dan cari cara agar masyarakat kembali senang membaca,” pungkasnya.





















