BLORA, BLORABARU.COM – Selama ini Kabupaten Blora dianggap sebagai kabupaten kering.
Kabupaten yang pertaniannya berpengairan tadah hujan, sehingga sangat bergantung pada alam.
Padahal Kabupaten Blora memiliki potensi yang luar biasa di bidang pertanian.Kabupaten Blora merupakan lumbung pangan Jawa Tengah.
165.000 keluarga atau lebih dari 550.000 jiwa penduduk Kabupaten Blora bermata pencaharian pertanian. Pada tahun 2022 produksi Padi sebesar 680.000 Ton (terbesar ke 5 se-Jawa Tengah).
Produksi jagung sebesar 429.000 Ton (terbesar ke 2 se-Jawa Tengah). Populasi sapi sejumlah 285.500 (terbesar ke 1 se-Jawa Tengah).
Hal ini merupakan potensi yang luar biasa yang menjadikan Kabupaten Blora sebagai salah satu kabupaten yang berperan besar dalam menyangga ketahanan pangan nasional.
Menurut para peneliti dan para ahli untuk meningkatkan kesuburan tanah, solusi terbaik adalah menggunakan pupuk organik dari kotoran hewan.
Sehingga ini menjadi ironi. Terdapat kendala utama yaitu menurunnya kesuburan tanah, padahal Kabupaten Blora adalah kabupaten dengan populasi sapi nomor 1 terbanyak se-Jawa Tengah.
Jumlah sapi di Kabupaten Blora sebanyak 285.500 ekor. Teknik pembuatan pupuk organik sangat sederhana, tidak rumit, tidak jlimet. Petani cukup membuat bak tempat penampungan kotoran sapi.
Kendala pembuatan pupuk organik adalah merubah mindset petani untuk berubah. Petani sudah nyaman dengan pupuk kimia yang efeknya instan langsung dapat terlihat.
Penggunaan pupuk kimia lebih mudah, tinggal beli kemudian diaplikasikan ke tanaman. Namun, banyak sekali efek negatif penggunaan pupuk kimia.
Selain residu racun dalam tanaman pertanian, penggunaan pupuk kimia akan merusak kesuburan tanah.
Sedangkan penggunaan pupuk organik, memang sedikit merepotkan, namun dampaknya akan berlangsung terus menerus memperbaiki kesuburan tanah.
Menyadarkan petani inilah permasalahan terberat pembuatan pupuk organik.
Solusi inovasi yang dipilih adalah Gemas Kotak Umat. Gerakan masif sejuta kotoran ternak bermutu dan bermanfaat.
Gagasan perubahan dalam Aksi Perubahan Kinerja Organisasi yaitu Gerakan masif untuk mengajak petani membuat pupuk organik.
Jika 1000 petani membuat masing-masing 1000 kg pupuk organik, maka tersedia sejuta kilogram pupuk organik untuk memperbaiki kesuburan lahan pertanian di Kabupaten Blora
Lilik Setyawan di tunjuk sebagai ketua Tim Aksi Perubahan Kinerja Organisasi, Inovasi ini mengajak semua stakeholder bergerak mengajak, mendampingi, dan membina petani.
Gerakan dimulai dari internal seluruh karyawan Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blora.
Gerakan ini didukung oleh Pemerintah Kabupaten Blora, Bapak Bupati, Sekda, Kepala Bappeda, Dinas PMD, pemerintah kecamatan dan yang terpenting adalah pemerintahan desa.
Semua harus bergerak dimotori Tim Gemas Kotak Umat Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blora.
DP4 siap memfasilitasi pelatihan pembuatan pupuk organic dari kotoran hewan. Teknologi pembuatan pupuk yang sederhana, yang semua petani dengan mudah akan bisa membuat pupuk organik.
DP4 juga menyiapkan obatnya (prebiotic/ decomposer) untuk mempercepat pembuatan pupuk organik secara gratis bagi yang mengikuti pelatihan pembuatan pupuk organik.