Blora, blorabaru.com – Kasus stunting di Blora menjadi perhatian serius Dinas Kesehatan (Dinkes) Blora.
Perhatian ini dimulai dari sejak dini diawali dengan ibu hamil, secara intensif Dinkes Blora senantiasa melakukan pengawasan dengan intervensi spesifik dan intervensi sensitif.
Hasilnya Dinas Kesehatan Berhasil menorehkan pencapaian dengan turunnya angka stunting diblora.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Stunting kita prevalensi sampai tahun 2022 ini 9,23 persen berdasarkan E-PPGBM. Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2021 sebesar 21,5 persen,” ucap Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Blora, Diah Pusparini kepada awak media, Rabu (16/2/2022).
Dikatakannya, pihaknya sudah melakukan upaya untuk menangani kasus stunting ini mulai dengan intervensi spesifik dan intervensi sensitif.
“Kalau intervensi spesifik di Dinas Kesehatan. Mulai dari remajanya, ibu hamilnya, bayi yang baru lahir,” terangnya.
Intervensi spesifik sektor kesehatan berkontribusi 30 persen. Seperti layanan PMT (penambahan makanan tambahan) dan ibu hamil kurang energi kronik (KEK) dan balita kurus.
Pembelian tablet tambah darah untuk ibu hamil dan remaja putri, Layanan ibu hamil kontak minimal 4 kali selama kehamilan (K4), pemberian vitamin A bagi balita (6-59 bulan).
Imunisasi dasar lengkap. Pelayanan ibu nifas. Pemberian zinc balita diare. Balita gizi mendapatkan perawatan. ASI eksklusif dan makanan pengganti ASI (MP ASI).
Intervensi Sensitif sektor non-kesehatan berkontribusi 70 persen.
Mulai penyediaan sanitasi yang layak. Penyediaan air minum yang layak. Konseling gizi dan bina keluarga balita. Layanan pendidikan anak usia dini (PAUD). Progam perlindungan sosial ; JKN/Jamkesda dan PKH. Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).
“Kalau sensitifnya ada di lintas sektoral (linsek), mulai dari lingkungan sanitasinya bagaimana, air bersih terkait juga dinas pertanian kaya pangan lestari itu seperti apa, dinas perikanan juga ada terkait gemar makan ikan,” jelasnya.
Dirinya menyebutkan ada penurunan dari tahun 2020 berada di angka 13 persen sedangkan tahun 2021 turun 9,23 persen.
“Target, di tahun 2024 Bupati Blora menghendaki zero new stunting, tidak ada status baru di kasus stunting di Blora,” ujarnya.
Dirinya berharap kasus stunting semakin menurun dan generasi penerus kita balita yang cerdas dan beriman.