Blorabaru.com – Di hari raya Imlek, sekelompok anak muda yang bernaung di bawah payung DUTA BLORA (peDUli TerhAdap Blora) dengan tetap menjalankan protokol kesehatan (Prokes) membuat acara unik di sepanjang aliran Kali Grojogan Jl. Sudarman Blora, Jawa Tengah, Jum’at (12/2/2021) malam.
Sungai yang biasanya di waktu malam gelap itu, sontak berubah jadi berkelap-kelip oleh ratusan cahaya lilin di atas kapal yang terapung-apung dan bergoyang-goyang menjadikannya laksana kunang-kunang.
Lilin-lilin tersebut dibuat di atas kertas dengan cara diberi kapas serta minyak goreng kemudian dinyalakan dan dilepas ke atas air sungai dengan penuh kehati-hatian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Warga yang saat itu kebetulan berada di Taman Grojogan senang melihat kapal lilin itu bergerak mengikuti arus sungai. Ada juga yang terdiam memandangi perjalanan kapal lilin di sungai. Namun banyak juga yang spontan melontarkan kata ungkapan ketakjuban.
“Ritual larung kapal lilin ini merupakan simbol mengembalikan sesuatu hal yang tidak baik ke tempat yang lebih baik. Seperti, salah satunya, wabah penyakit, yang terjadi hampir setahunan ini. Harapannya sama diberikan kebaikan dan keselamatan”, kata Eko Arifianto koordinator DUTA Blora, saat ditemui wartawan di Taman Grojogan, Jum’at (12/2/2021) sekira pukul 22:00 WIB.
Dari pengamatan awak media sepanjang 170 meter, ada kapal yang lilinnya mati tertiup angin. Ada juga kapal yang terbakar. Ada pula kapal yang berhenti di bebatuan dengan lilin yang masih nyala, maupun kapal yang hanyut tenggelam dihantam arus air sungai. Namun tak sedikit yang selamat hingga tujuan, yaitu Treteg Ireng (Jembatan Hitam).
“Semua itu adalah filosofi tentang kehidupan manusia saat ini. Bermacam-macam nasib dan takdirnya, Sehingga mari kita bersama menanam kebaikan agar juga menuai kebaikan”, ujar Eko, aktivis lingkungan dengan satu istri dan dua anak ini.
Hadir dalam kesempatan tersebut perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Blora.
“Iya, kita ingin memastikan bahwa acara yang diselenggarakan tidak semakin membuat kotor sungai Grojogan”, jelas Prih Hartanto, ST Kepala Seksi Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup Sampah DLH Blora.
Memang selain bahan kapal lilin menggunakan kertas yang ramah lingkungan, ada salah seorang tim penjaring di bawah Treteg Ireng yang memastikan bahwa kapal tidak ada yang terlewatkan jaring.
“Jujur, memang berat tugas sebagai penjaring. Saya harus berlari-larian di sungai mengejar kapal lilin yang kadang bergerak terlalu cepat”, ungkap Lilik Prayoga, salah seorang personil DUTA Blora yang bertugas menjaring kapal lilin di titik finishnya.
Dikatakannya, pagi hingga sore hari sebelum ratusan kapal lilin tersebut diapungkan, digelar pula acara Resik-Resik Kali Grojogan dari sampah yang bisa mengurangi keindahan dan kelancaran arus sungainya.
“Iya, pagi hingga matahari tenggelam, Jum’at (12/2/2021) kita bersama-sama melakukan persiapan dengan penanaman bambu dan bersih-bersih toilet serta kali Grojogan tempat dilangsungkannya larungan kapal lilin malam hari ini”, tutur Lilik sambil memeras sarungnya yang basah tercebur dalam sungai.
Acara larung kapal lilin kian meriah dengan adanya dukungan dari Paguyuban Taman Grojogan yang menyiapkan pesta kuliner dengan menu nasi ayam, nasi sayur, nasi pecel, rujak, camilan, gorengan, jus, teh, susu, coklat dan kopi, serta wedang rempah.