BLORA, BLORABARU.COM – Tingginya kebutuhan tabung gas elpiji 3 Kg atau melon di Kabupaten Blora, memantik Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM lebih responsif.
Menyikapi itu, langkah strategis dilakukan dinas setempat untuk mengantisipasi kelangkaan tabung gas warna hijau tersebut utamanya di tanggal merah.
“Sebetulnya pasokan LPG di Blora sudah normal, dimana setiap SPBE rata – rata mendapatkan suplai dari Pertamina sebanyak 23 LO.” ungkap Kepala Dindagkop Blora, Kiswoyo usai di sidak SPBE di Desa Medang. Rabu, 29/5/2024.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dijelaskan Kiswoyo, Di Blora terdapat dua SPBE sekitar produksi 46 LO. Sementara 1 LO menghasilkan 560 tabung.
“Artinya kalau 46 LO dikalikan 560 tabung sekitar 25.750 dan jumlah ini setiap hari didistribusikan ke masyarakat.” katanya melanjutkan.
Akan tetapi, menghadapi tanggal merah dan kebijakan dari Pertamina tidak ada distribusi maka pihaknya mengajukan permohonan kuota tambahan. Sehingga, tanggal merah atau hari libur tetap distribusi bisa terjaga dengan baik.
Dimana sebelumnya, kelangkaan pasokan tabung gas elpiji 3 kg pernah langka di Blora menjelang Bulan Ramadhan kemarin dan diakibatkan karena cuaca ekstrem.
Atas kondisi tersebut, Kiswoyo menerangkan bahwa gejolak kelangkaan gas tersebut tidak berlangsung lama.
“Kita dorong menjelang lebaran sudah dalam kondisi normal, tetapi efuria dan ketakutan akan kelangkaan elpiji sehingga banyak masyarakat yang menyetok gas elpiji tersebut.” bebernya.
“Pada saat itu hukum pasar terjadi, dimana permintaan tinggi maka harga akan naik. Sekalipun pemerintah tidak menaikkan harga elpiji disesuaikan dengan Harga Eceren Tertinggi (HET).” demikian ujar Kiswoyo .