BLORA, BLORABARU.COM – Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), PT Blora Patragas Hulu (BPH) dengan menggandeng berbagi pihak melalui progam peduli sosial mengelar bazar sembako murah.
Progam yang berhasil menarik empati berbagai kalangan ini bertujuan untuk meringankan beban masyarakat ditengah melejitnya kenaikan harga kebutuhan pokok di Bulan Ramadhan.
Direktur Utama PT Blora Patragas Hulu, Heri Slamet Haryadi mengatakan progam bazar murah ini menindaklanjuti instruksi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora melalui arahan dari Sekda Blora.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selanjutnya Heri menyebutkan pelaksanaan pasar murah ini ada di tiga lokasi untuk hari ini di depan kantor BPH Blora. Kemudian pada 31 Maret akan digelar di area Wisata Goa Sentono Menden. Dan terakhir pada 1 April di Pasar Wora-Wari Ngloram. Diadakan sejak pukul 08.00 sampai selesai.
“Kami kolaborasi dengan berbagai pihak. Salah satunya Bulog, Tim Percepatan Pembangunan dan Inovasi Daerah (TP2ID), Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan dan Perikanan (DP4) dan Gapoktan, ” imbuhnya dihalaman kantor BPH Blora, Selasa, 26/3/2024.
Menurut Heri, pasar murah itu bentuk kepedulian kepada masyarakat di tengah meningkatnya harga kebutuhan pokok.
Sehingga pihaknya mencoba mensubsidi harga sebagai upaya untuk menggeliatkan ekonomi masyarakat.
“Dari Bulog pakai harga Bulog. Harga per lima kilogram Rp 51.000. Kemudian ada gula, minyak goreng, telur,” katanya.
Dalam setiap pasar murah itu disediakan sembako sebanyak dua ton. Di masing-masing kegiatan. Dengan begitu, pihak-pihak berharap nantinya daya beli masyarakat meningkat. Sehingga bisa mengurangi inflasi.
“Ini untuk masyarakat umum. Kami sosialisasi ke warga sebelumnya. Di media juga,” paparnya.
Meski bersifat umum, lanjut Heri masyarakat yang membeli memang dibatasi hanya dua kilogram untuk gula, minyak dan telur dan beras 10 kg. Sehingga tidak ada tengkulak yang memanfaatkan.
Pihaknya tetap memprioritaskan masyarakat tidak mampu. Ada beberapa yang disambangi, diberitahu ke masyarakat sekitar.
Dengan mengadakan sosialisasi sebelumnya. Sehingga informasi pasar murah berhasil tersampaikan ke masyarakat.
“Karena terbuka umum, mungkin PNS tahu sehingga ikut kesini. Kami gak ada anjuran, gak ada batasan, umum, bebas,” demikian pungkas Heri.