BLORA, BLORABARU.COM – Peduli akan nasib petani di desanya, Kepala Desa Plosorejo, Kecamatan Banjarejo, Blora Ahmad Muslih memberikan penyuluhan pertanian menuju petani organik.
Ini menindaklanjuti progam pencanangan Blora menjadi Kabupaten organik yang digagas Bupati Blora, Arief Rohman.
“Hari ini, kita melanjutkan progam dari Bapak Bupati Blora, Arief Rohman bahwa Kecamatan Banjarejo sudah dilaunching tentang petani organik. Dan ini awal untuk belajar kearah sana.” ungkap Kepala Desa Plosorejo, Ahmad Muslih kepada blorabaru.com di pendopo desa setempat. Kamis, 9/11/2023.
Ia menyebut bahwa kegiatan penyuluhan petani organik ini diikuti tiga kelompok tani yang ada di Desa Plosorejo sebanyak 30 orang.
Dalam penyuluhan ini, pihaknya menghadirkan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) dan praktisi.
“Untuk diketahui, kegiatan ini berawal dari kita pada saat di Yogjakarta di Pak Gembong. Dan akhirnya saya semakin mantap untuk mengajak warga beralih ke petani organik.” kata Muslih meneruskan.
Kemudian informasi ini direspon Bupati Blora, selanjutnya digaungkan agar ilmu yang dimiliki Pak Dedy yang juga seorang praktisi yang sudah dilatih di propinsi di tarik di Desa Plosorejo untuk memberikan ilmunya.
Menurutnya, petani organik harus bangga dengan beberapa alasan dan pertimbangan.
Diantaranya pupuk kimia juga mahal, kebutuhan pupuk akan semakin bertambah, alasan ekonomi akan jauh lebih hemat dan yang terpenting masalah kesehatan.
“Artinya, kalau kita pakai organik dan digabung pakai sedikit kimia iritnya ora umum. Sayangnya masih ada petani yang tidak percaya.” keluhnya.
Pihaknya pun menyayangkan masih banyaknya petani yang masih menggunakan pupuk kimia. Padahal, dampak dari pupuk kimia jauh akan merusak tanah.
Lebih lanjut ia mengungkapkan untuk menunjang petani dengan beralih kepupuk organik, desa akan menganggarkan.
“Kenapa saya keceng karena kita punya anggaran yang diambil dari Bagi Hasil Pajak dan Restribusi (BHPR).” ujar Muslih.
Sementara itu, Sumaryono Koordinator Wilayah Balai Penyuluh Pertanian mengaku senang atas penyuluhan petani organik yang ada di Desa Plosorejo.
“Kami berada di Desa Plosorejo untuk menyiapkan gagasan Bapak Bupati bahwa Kecamatan Banjarejo di jadikan pilot project yang pertama. Ini suatu langkah awal, untuk mempersiapkan sarana dan prasarana menuju pupuk organik.” ungkapnya.
Dari hasil penyuluhan di Desa Plosorejo lanjut Sumaryono ditemukan dua masalah yakni petani tidak tahu cara yang praktis menggunakan pupuk organik dan belum punya dekomposer untuk mengolah obat (istilah petani).
“Dua kendala ini harus kita uraikan terlebih dahulu.” pungkasnya.