Istimewa, Desa Geneng Berhasil Tingkatkan Kesadaran Masyarakat tentang Kesehatan 

BLORA, BLORABARU.COM – Sektor kesehatan menjadi fokus utama Pemerintah Desa (pemdes) Geneng, Kecamatan Jepon Kabupaten Blora hal ini dibuktikan dengan pencapaian  berbagai progam yang telah berhasil.

Upaya ini untuk menjamin pelayanan kesehatan terhadap lapisan masyarakat dan pentingnya meminimalisir resiko serta meningkatkan kesadaran masyarakat.

Kepala Desa Geneng, Jati menyebutkan berbagai progam tentang kesehatan telah dilakukan.

Kepala desa yang baru menjabat satu periode ini membeberkan di desanya progam progam kesehatan banyak antara lain Posyandu, Posbindu, Poslansia,  Posyandu Remaja (PIGR) selain itu progam inovasi desa (Gen Ceking) Geneng bebas stunting, Gen waras dan Gen Gemok.

“Progam progam ini berhasil atas dukungan peran serta dari semua pihak tanpa terkecuali.” ungkapnya saat ditemui di Kantor Desa Geneng. Selasa, 21/3/23.

Lebih jauh menurutnya untuk meningkatkan kesadaran peran masyarakat tentang kesehatan itu sangat penting.

“Saat ini yang menjadi prioritas adalah penanganan stunting, untuk menekan angka stunting kami melakukan pemberian makanan tambahan (PMT) selanjutnya desa menganggarkan untuk stunting sebesar Rp. 20 juta.” bebernya.

Selain stunting, lanjut Jati masih ada progam Poslansia.

Kemudian Jati menjelaskan, Poslansia ini adalah kelompok hipertensi dengan senam lansia bertujuan untuk menekan angka kematian yang diakibatkan hipertensi sekaligus memberikan edukasi bahwa lansia rentan resiko stroke.

Penanganan kesehatan ini disamping bersumber dari dana desa, ada dana iuran masyarakat yang diambil dari jimpitan warga saat ronda di poskamling di masing masing rukun tangga (RT).

“Setiap bulan per RT dikenakan dana iuran Rp. 50.000,- untuk pengobatan gratis lansia dan ibu hamil beresiko tinggi.” katanya.

Lebih jauh ia meyakinkan bahwa kegiatan di Desa Geneng ini sudah berjalan sesuai roolnya dan masyarakat terlibat aktif.

Upaya lain dilakukan dengan kunjungan kerumah untuk mendata warga kalau ada yang sakit menahun.

“BLT DD saya fokuskan untuk warga yang punya penyakit menahun.” jelasnya.

Bukan hanya itu saja, Jati menambahkan  inovasi lainnya yang dilakukan Posyandu Remaja (PIGR) diberikan edukasi tentang pernikahan dini yang diikuti ratusan remaja.

Dengan adanya PIGR, bertujuan menekan pernikahan dini dimana nanti ujung ujungnya resiko stunting untuk itu setiap bulan kita lakukan pertemuan.

Ditambah ada progam (Genceking) Geneng bebas stunting dan (Genwaras) dan Gen Gemok ini merupakan inovasi progam desa.

Progam progam kesehatan yang telah berhasil ini, menurutnya berkat dukungan bidan desa dan 21 kader kesehatan.

“Sebanyak 21 orang di gaji namun tidak seberapa dan mereka di ikut sertakan BPJS Kesehatan yang bersumber dari Pendapatan Asli Desa (PAD).” tandasnya.

Meski demikian, ia mengakui adanya kendala dalam penanganan kesehatan.

“Kadang kadang ditemukan warga maunya yang BPJS gratis. perlu diketahui BPJS di desa tidak bisa mengeluarkan dan itu harus masuk DTKS.” keluhnya.

Kembali ia menekankan tidak ada niatan untuk membedakan masyarakat satu dengan yang lainnya.

Lanjutnya “Untuk itu perlunya komunikasi dan pengertian.”

“Kami berharap kedepan Desa Geneng makin baik, dan kesadaran masyarakat makin maju dan masalah kesehatan bukan dari pemerintah desa saja namun kesadaran warga itu yang penting.” pungkasnya.

Sementara itu Bidan Desa Geneng Ririn Kartika Sari mengaku untuk masalah kesehatan sudah diatas rata rata .

Menurutnya, desa sudah melakukan inovasi inovasi misalnya perilaku hidup bersih dan sehat targetnya sudah melebihi apa yang diharapkan.

Kesadaran promosi kesehatan, penanganan stunting tahun 2022 ada 14 orang ditahun 2023 menjadi turun jadi 10 orang.

Kemudian kesadaran periksa ibu hamil dan angka kematian bayi dan ibu hamil zero.

“Artinya kesadaran masyarakat tentang kesehatan di Desa Geneng sudah bagus” ungkapnya.