Nasib Seniman Blora, Banting Setir Untuk Bertahan Hidup di Tengah Pandemi. Simak Kisahnya.

Blora, blorabaru.com – Seniman menjadi salah satu yang terdampak pandemi 19, Saat ini sebagian besar dari mereka bahkan tidak memiliki kesempatan untuk berkarya. Ketidakjelasan nasib para penggiat seni semakin memprihatinkan, dari kondisi inilah yang membuat ekonomi mereka semakin memburuk. Senin, 26/7/21.

Namun, dapur tetap harus mengepul. Bagaimana para seniman di blora harus berjibaku di tengah sepinya hiburan dan tak adanya panggung tempat pementasan.

Banyak para seniman di blora, yang banting setir untuk bertahan hidup di tengah pandemi, hampir 2 tahun ini nasib mereka terkatung katung.

Salah satu penggiat seniman tradisional pengrawit asal Dukuh Ketangar Kelurahan Karangjati, Sutarman mengakui “Sudah hampir 2 tahun, ndak ada tanggapan atau pentas” tuturnya.

Saya berharap supaya seniman Blora, dikasih waktu untuk pentas, selama ini saya harus bertahan hidup untuk mencari pekerjaan lain. kami tidak berharap banyak akan bantuan tapi tolong kami diberi solusi.

Nasib yang sama dialamai, Seniman modern group dangdut tanpa nama, Gondrong MC asli badong menyampaikan “Keluhan kami secara ekonomi karena kita ndak bisa kerja ndak punya penghasilan” jelasnya

Kalau orkes perijinan sudah dicabut mulai Maret 2019, karena saat itu awal ada covid dan dianggap mendatangkan massa yang banyak  dan saat ini tidak ada ijin.

Ia juga menerangkan, Selama ini kami sudah berusaha untuk menyampaikan ke Pemkab, waktu itu hanya diberikan solusi bisa tampil dengan skala kecil untuk orgen tunggal dan kita maklumi, apalagi dengan varian delta dari india saya rasa harapannya saat ini akan lebih kecil.

Dalam kondisi seperti ini untuk bertahan hidup, kami banting setir dan saya bikin puding ,cari belalang dihutan dan nanti kami titipkan diwarung. Saya tidak mengharapkan bantuan baik sembako atau uang, harapan kami pemerintah memberikan solusi.

Lebih lanjut ia mengungkapkan “Ini masukkan saya dan ini juga mewakili temen temen, bagaimana pemerintah daerah mau menggadai alat musik kami. Ini bisa membantu kami untuk modal, kalau bisa bunganya sedikit,kalau suasana normal dan kondusif alat itu bisa kami tebus kembali” keluh kesahnya gondrong.

Pemerintah daerah atau dinas pariwisata bisa membuat youtub atau konten, Kita diberikan kesempatan untuk live satu jam kalau karawitan beberapa Gending, kalau perlu warga Blora diharap mensucribe dan hasilnya kita bisa menikmati. Kalau kita tidak diberi wadah jelas kita keluar modal dulu dan hasilnya juga belum tentu.

Saya menghimbau dan berharap “Kepada seniman seniman jangan putus asa, semangat dan optimis terus yakinlah yang akan datang akan lebih baik, dan terpenting kita untuk bertahan hidup cari yang halal dan barokah” tutupnya.

Solikin