Blora, blorabaru.com – Kondisi ekonomi yang tidak menentu, yang diakibatkan meningkatnya kasus covid 19, dan berdampak terpuruknya sektor ekonomi. Hal ini lantas tidak menurunkan semangat, inovasi dan peluang yang dimanfaatkan sekelompok pemuda terdampak di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) untuk melakukan terobosan dan meraih pasar dalam sektor pertanian terutama dalam pemanfaatan limbah lingkungan sekitar yang akhirnya di tangan tangan merekalah sesuatu yang tidak bernilai di jadikan komoditas yang bernilai ekonomis dan menghasilkan pundi pundi rupiah. Sabtu,19/6/21.
Organisasi Binaan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) yang tergabung dalam Bank Sampah Induk (BSI) Berkah Mustika Puring dengan memanfaatkan limbah sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Blora, yang berlokasi di Desa Temurejo, Berkat kemampuan mereka sampah yang tadinya tidak bermanfaat diolah jadi pupuk padat organik.
“Bank Sampah Induk (BSI) yang dibentuk oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menangani tentang sampah baik organik ataupun anorganik. Sementara ini yang masih kita pegang adalah organik dikarenakan organik ini belum terurai. Kalau anorganik sudah ada pemulung yang memilah dan memilih sampah meskipun belum optimal” Ucap Ketua Bank Sampah Induk (BSI) Berkah Mustika Puring Aang Kartika saat didampingi rekannya di TPA.
Pupuk organik padat super punik ini terdiri dari fermentasi tinja, ayaan sampah, kompos dan beberapa bahan yang kita ramu karena kita kan ada RND jadi ada beberapa ramuan yang tidak bisa kami sebutkan.
Menurutnya Aang, Terkait bahan selama ini kami tidak terkendala sama sekali.didalam projek bank sampah ini sebenarnya kita tekankan kegiatan sosial. Sebelum pupuk ini dipasarkan, Pupuk organik ini sudah uji laboratorium di Balitbang Pati, namun hasil laboratorium di luar negeri ternyata lebih bagus dan cepat hasilnya, dan sampai sekarang balitbang masih kebingungan dan terkejut akan komposisi nya tentang pupuk ini.
Pupuk organik kita pupuk hantu, dari pihak analisis sendiri merasa kebingungan dengan hasilnya, kalau sementara ini daunnya lebih hijau kebiruan, produktivitas akar lebih kuat, batang lebih besar, kualitas dan kuantitas yang dihasilkan di pupuk ini sudah komplit, sedangkan untuk pupuk ini per kg Rp.3000, untuk distributor. ada harga khusus.
Dengan memanfaatkan teknologi manual dan seadanya Sebisa mungkin kedepan kita berusaha mandiri, bilamana membutuhkan Produktifitas banyak dan waktu yang lebih cepat kita gak menutup kemungkinan bantuan dari pihak lain.
“Untuk pemasaran kedepan kita akan bekerja sama dengan kelompok tani, penjual tanaman, kami mau kerjasama dinas pertanian dan perhutani.Kebetulan dari Nhadatul Ulama (NU) sedang gencar penggunaan pupuk organik, kita optimalkan di Blora, dengan memaksimalkan kualitas saya yakin bisa go internasional” Harapannya.
Sementara itu Wakil Ketua BSI Heru menyampaikan “Untuk menguji dari hasil kualitas dan kuantitas dari pupuk, Kemarin kami melakukan Demonstrasi Plot (Demplot) di dukuh Bacek Desa Kadengan Rhandublatung seluas 5 Hektar di persawahan Kelompok Tani Jati Lestari dengan Menanam Jagung Manggis Merah,dari pihak Bank Sampah Induk (BSI) Berkah mustika Poring, menawarkan dan memfasilitasi kepada petani untuk menjual kepada BSI.selain itu kami juga menjual bibit tanaman diantaranya Bibit biji kangkung kosmetik, jagung manggis merah dan Jagung Kristal kuning” katanya.
Solikin