Blorabaru.com – Walaupun saat ini Blora, perkembangan Covid 19 selalu naik dan kondisinya sangat memprihatinkan. Fasilitas rumah sakit harus segera dibenahi untuk menunjang kualitas pelayanannya. Tentu hal ini akan berdampak positip bagi pasien dan pegawai rumah sakit itu sendiri.
Dan saat ini Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soeprapto Cepu bakal memiliki gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan Instalasi Bedah Sentral (IBS). Pembangunan dua gedung ini dilaksanakan secara dua tahap.
Tahap pertama dimenangkan oleh PT Wibawa Karya Perkasa (Wiyasa) dengan hasil lelang kontrak sebesar Rp 4.035.335.151,- (empat miliar tiga puluh lima juta tiga ratus tiga puluh lima ribu seratus lima puluh satu rupiah) dari dana APBD 2020 dengan waktu pelaksanaan 16 September 2020 sampai 24 Desember 2020 atau 100 hari kalender.
“Itu tahap pertama dana APBD Kabupaten Blora. Untuk tahap berikutnya, rencana kita lanjutkan dari dana DAK (dana alokasi khusus). Rencana untuk lanjutan ada lelang ulang di awal tahun 2021 ,” ucap Fatkhur Rokhim, Direktur RSUD Cepu selaku kuasa pengguna anggaran, Senin (04/01/2021).
Pantauan di lokasi pembangunan masih terdapat aktivitas para pekerja yang sedang memasang instalasi listrik. Seperti kaca dan lantai belum terpasang.
“Pekerjaan kami sudah selesai. Pemasangan lantai keramik, lift dan kaca sudah bukan kewenangan kami. Seperti yang itu (pemasangan instalasi listrik) pekerjaan dari vendor,” terang Agus Budiyono bagian logistik dari PT Wiyasa.
Bahkan, hasil dari pekerjaannya siap diuji di laborat untuk memastikan kualitas beton. Sedangkan material seperti besi dan baja, dirinya menyuplai langsung dari kantornya di Semarang.
“Soal kualitas, hasil pekerjaan kami siap dites beton,” tegasnya.
Sementara itu, Sugeng selaku PPK pembangunan gedung IGD dan IBS RSUD Cepu menjelaskan bahwa pembangunan dilakukan dengan dua tahap, yakni 60 persen tahap awal dan 40 persen untuk tahap kedua.
“Tahap pertama sudah selesai. Untuk tahap kedua berupa interior dan jalan atau akses kesini (gedung),” jelasnya.
Sugeng menambahkan, untuk tahap kedua akan dianggarkan tidak jauh berbeda dengan anggaran pada tahap pertama, yaitu Rp 4,5 miliar dengan total keseluruhan anggaran sebesar Rp 9 miliar.
“Untuk tahap kedua kami akan menganggarkan sebesar 4,5 miliar. Karena seperti gas oxigen yang biayanya mahal,” pungkasnya.
Solikin